sampah yang menumpuk di TPA berpotensi menghasikan gas metan yang daya rusaknya lebih besar dari carbon dioksida |
Gas-gas yang dihasilkan TPA ini beberapa diantaranya
merupakan gas-gas rumah kaca yang menjadi penyumbang terjadinya pemanasan
global. Untuk mengurangi pelepasan gas
rumah kaca, salah satunya dilakukan dengan pengelolaan TPAS yang baik. Data badan
perlindungan lingkungan Amerika Serikat
(US-EPA) tahun 2003, menyebutkan
sebanyak 34 % emisi metana yang dihasilkan TPAS memberikan kontribusi terhadap
pemanasan global.
“Makanya gas metan ini harus dimanfaatkan karena daya
rusaknya sangat besar, 20
– 30 kali lipat bila dibandingkan dengan gas CO2, sehingga mempercepat
penipisan lapisan ozon,” kata Ketua Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas
Muhammadiyah Kendari
Ilham.
Pengelolaan gas metan yang dilakukan Pemerintah
Kota
Kendari di TPAS Puwatu merupakan salah satu langkah maju pengurangan dampak gas
rumah kaca. Meskipun sumbangsih Kendari
terhadap gas rumah kaca masih kecil, namun ia mengakui sebuah perubahan harus dimulai dari yang kecil.
Listrik yang dihasilkan dari gas metan kata Ilham hanya
merupakan dampak dari pengelolaan sampah. “Tujuannya
sebenarnya ialah pengurangan gas ini yang mempercepat penipisan lapisan ozon.
Kalau kita mulai dari Kendari dan diikuti semua
daerah kan bisa memberikan pengaruh yang signifikan,” katanya.
Dia mengakui pengelolaan sampah di TPA Puwatu
merupakan sebuah terobosan, namun menurutnya sampah harus dikurangi sejak dari
sumbernya sehingga tidak terjadi penumpukan di TPA.
Jika pengurangan sampah dari sumbernya sudah berjalan,
maka potensi gas metan yang timbul akibat penghancuran sampah di TPA bisa
diminimalisir.
Penghematan biaya operasional truk pengangkut sampah yang juga
menghasilkan gas karbon sudah
bisa dilakukan oleh pemerintah.
Sedangkan dari sisi masyarakat bisa menambah pendapatan dengan mengolah
sampah untuk aneka jenis barang daur ulang.
Dia menyarankan Pemerintah Kota Kendari membangun sistem pengelolaan
sampah di TPA Puwatu sehingga program ini bisa berjalan terus menerus, meskipun
terjadi pergantian kepemimpinan daerah. “Harus membuat sistem yang baku, dengan menyerahkan
pengelolaan sampah pada swasta dengan kontrak jangka pendek dan diperbaharui
setiap tahun,” katanya.(ALIN)
Blogger Comment
Facebook Comment