KENDARI, SULTRANEWS.COM-Bisnis air mineral kemasan galon
(air isi ulang) dengan menggunakan modal
yang terbilang kecil tapi bisa untung banyak. Dengan menggunakan modal pertama
sebesar Rp 20 juta saja, dalam perputarannya paling lama tujuh bulan, maka modal usaha tersebut sudah lembali.
“Kenapa tidak, usaha bisnis air galon dalam
sebulan bisa memperoleh keuntungan bersih Rp 300 ribu,” kata Budi Isyanto (47)
salah seorang pelaku bisnis tersebut kepada Suara kendari.
Ia mengatakan mulai melakoni usaha bisnis air galon sejak tahun 20011. Sebumnya itu ia sempat berpikir untuk usaha Warnet (warung telekomunikasi). Namun rencana hambar, setelah melihat banyak yang gulung tikar, akibat semakin menjamurnya pelaku bisnis warnet tersebut.
Sebelum memulai usaha bisnis galon itu, Budi mengatakan, terlebih dahulu pihaknya melakukan semacam survey kecil-kecil melalui situs internet setiap hari selama tiga bulan. Riset itu, maksudnya mencari usaha bisnis yang paling menjanjikan. Meluli riset situs internet itu, akhirnya Budi menemukan bisnis air mineral sangat tepat. Sebab air mineral ini merupakan kebutuhan pokok sehari-hari dalam kehidupan masyarakat.
Setelah bulat untuk melakukan air mineral dengan usaha galon isi ulam maka ia mulai mempelari cara memulai usaha tersebut. Ia belajar bagaimana operasionalnya, termasuk cara pemasarannya serta tenaga kerja, pemasaran dan menghitung berapa modal pertama yang dibutuhkan. Ternyata modal pertama itu sebesar Rp 20 juta. Usaha setelah berjalan selama tujuh bulan ternyata modal sudah kembali dengan penghasilan bersih rata-rata Rp 300/bulan. Berti pengahsilan dalam setahun mencapai Rp 36 juta.
Untuk bahan baku air bersumber dari PDAM (perusdahaan Daerah Air Minum). Pasalnya, air PDAM terlah dijamin kesehatannya. Sumber air tersebut telah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Diakuinya juga, memang ada beberapa depot yang menggunakan bahan baku air yang diperoleh dari sumur Bor. Tergantung dari peralatan yang digunakan dalam filterisasi air tersebut. Tapi dia sendiri, Budi menambahkan adalah menggunakan sumber air baku dari PDAM.
“Kalau proses penyaringan air yang sesuai standar yakni, air PAM (perusahaan Air Minum) PDAM itu terlebih dahulu ditampung didalam wadah (profil tank). Setelah itu air melewati 3 tabung yang berisikan pasir mangan, karbon aktif, dan pasir silika. Kemudian, air masuk ke tangki air baku untuk selanjutnya akan melewati tiga filter yang berbeda-beda yakni 0.5 mikron, 0.3 mikron, dan 0.1 mikron. Setelah itu, air melewati alat yang disebut Ozon selanjutnya melewati sebuah alat yang didalamnya sudah ada sinar UV (Ultra Violet), agar bakteri yang lolos dari filterisasi tadi musnah,” ungkap Budi.
Alat filter air yang digunakan adalah Dewater. Bentuk dari filter ini seperti gulungan fiber berwarna putih yang ukurannya berbeda-beda. Normalnya, setiap depot isi ulang harus menggunakan hingga tiga dewater yang ukurannya adalah 0.5 mikron, 0.3 mikron, dan 0.1 mikron.
“Untuk mendapatkan hasil air yang lebih sehat, filternya harus diganti setiap sembilan hari sekali. Jika tidak, kualitas air mineral yang dihasilkan akan terlihat berwarna agak kuning. Jika kondisinya seperti itu, jelas air tersebut sudah tidak layak konsumsi,” jelas Budi. -MIN
Blogger Comment
Facebook Comment