Ribuan Sekolah di Sultra Belum Terima Buku Kurikulum 2013

Buku kurikulum 2013 hingga kini belum sampai di sekolah-sekolah di Sultra. Ilustrasi foto: dok.smpn6kediri.sch.id 
KENDARI, SULTRANEWS-Program kurikulum 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), belum bisa terlaksana. Pasalnya, hingga kini Kementerian Pendidikan Nasional belum mendistribusi buku kurikulum 2013 ke seluruh daerah di Sultra.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Damsid, membenarkan keterlambatan buku tersebut. Padahal buku tersebut sudah harus digunakan pada tahun ajaran baru ini.
“Bukunya belum data, pengadaan buku kurikulum 2013 ditender secara nasional, tetapi sampai hari ini belum kita terima. Dikbud Sultra sifatnya hanya koordinasi dengan Kementerian Pendidikan nasional di Jakarta, begitu juga dengan Dikbud di Kabupaten/kota,” ungkap Damsid dikonfirmasi, Jumat (15/8/2014).
Dia menuding, masalah keterlambatan distribusi buku kurikulum 2013 ada di pihak percetakan. “ Jadi pelaksanaannya di sekolah-sekolah seadanya apa yang bisa dilakukan oleh guru-guru, sesuai panduannya ini memang hambatan kami. Jadi prosesnya belajar mengajar belum efektif,” jelas Damsid.
Pihak yang paling bertanggungjawab soal pekerjaan pengadaan buku kurikulum 2013 adalah rekanan pemenang tender dan Kementrian Pendidikan Nasional.
Pihaknya kata Damsid sudah mengirim dana pengadaan buku kurikulum 2013 yang dianggarkan melalui dana dekosentrasi tetapi belum bisa dicairkan sepanjang bukunya belum ada.
“ begitu juga dengan kegiataan pengadaan buku yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK), juga tidak dapat dicairkan karena hingga memasuki semester II buku belum diserahkan,” ujarnya.
Damsid melanjutkan, untuk di Sultra ada sekitar 300 SD, SMP 800 lebih yang membutuhkan buku kurikulum 2013 tersebut. “ Buku kurikulum 2013 itu menjadi pegangan siswa dan guru. Ada 30 ribu lebih guru sudah dilatih, masih ada kekurangan 17 guru yang akan dilatih,” paparnya.
Menghadapi masalah tersebut, pihak SMAN 9 Kendari memperbanyak file dalam bentuk fotocopy, pihak sekolah juga memberikan file kepada siswa yang memiliki laptop sehingga proses belajar mengajar tetap berlangsung kendati belum memiliki buku.
“Proses belajar mengajar tetap berlangsung, kementerian sudah mengirimkan file dan itu yang kita perbanyak sesuai kebutuhan. Di kota, saya kira tidak ada masalah karena banyak anak-anak yang sudah memiliki laptop, mereka tinggal copy filenya saja, “ terang Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum SMAN 9 Kendari, Sarifudin di ruangannya, Jumat (15/8/2014). (KIKI)
Share on Google Plus

About yoshasrul

    Blogger Comment
    Facebook Comment