Singkong hutan yang telah diolah kemudian dijemur untuk menjadi bahan pengakanan bernama wikoro. foto: YOSHASRUL |
SULTRANEWS-Orang Tolaki menyebutnya wikoro alias ubi hutan. Singkong
yang tumbuh di hutan ini konon menyimpan racun, namun setelah diolah jadilah kuliner yang nikmat.
Nah bagi kamu yang ingin merasakan sensasi wikoro dapat menikmatinya dengan
ikan bakar di Desa Wisata Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Beberapa warga setempat masih mengolah wikoro dalam porsi kecil. Kita
dapat menemukan dengan mudah di depan rumah penduduk yang dijemur di pinggir
pantai.
Cara mengolah wikoro memang sedikit rumit. Warga harus mencarinya ke
hutan. Wikoro hidup menjalar dan
memiliki duri pada batangnya.
Mengambilnya harus ekstra hati-hati sebab duri wikoro cukup tajam dan dapat
melukai kulit.
Setelah dikumpul wikoro kemudian dikupas dan dilakukan
perendaman selama berhari-hari. “Biasanya sampai tiga hari samapi satu minggu,”kata Usman.
Setelah direndam umbi wikoro kemudian diparut dan dijemur di panas matahari.
Gumpalan Wikoro yang sudah kering biasanya bisa bertahan hingga berbulan-bulan.
Dahulu, orang tolaki menyimpan wikoro dalam periode musim tanam padi, sebagai
makanan alternative selain nasi dan sagu.
Untuk dikonsumsi, Wikoro atau ubi
hutan biasanya dimasak atau dikukus. Biasanya dihidangkan dalam kondisi hangat
dan dicampur dengan parutan kelapa setengah tua.
Wikoro juga dapat diolah
menjadi berbagai penganan atau kue yang dicampur dengan parutan kelapa dan gula
merah. Nah, bagi kamu yang penasaran ingin merasakan sensasi kuliner wikoro
dapat menikmatinya di Desa Namu sambil berwisata bersama keluarga tercinta.
(YOSHASRUL)
Blogger Comment
Facebook Comment