KENDARI, SULTRANEWS.COM-Aktivis Lingkungan Sulawesi Tenggara Saleh Hanan mengkritik kebijakan negara yang tidak melibatkan pihak kerajaan atau warga adat komunal dalam urusan pencegahan kerusakan lingkungan.
Menurutnya, keberadaan masyarakat adat yang tersebar di Indonesia punya peranan penting bila dilibatkan dalam urusan pencegahan kerusakan lingkungan.
"Para kerajaan itu punya sejumlah tradisi kearifan lokal masing-masing dalam menjaga ekosistem lingkungan. Hal ini yang dilupakan oleh negara," pungkas Saleh dalam diskusi yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari
Di salah satu Hotel di Kendari (20/9)
Dijelaskan, negara tidak memposisikan masyarakat adat sebagai satu tatanan tertentu. Sehingga peran maupun posisinya selalu termarjinalkan.
"Apalagi negara punya sejumlah aturan yang saling tubrukan satu sama lain. Misalnya undang-undang tata ruang tubrukan dengan undang-undang kepulauan dan pesisir, demikian pula dengan undang-undang terkait air.
Disinilah mestinya peran kebudayaan masyarakat lokal itu dipacuh untuk hadir" ulasnya.
Aktivis WWF ini menyebutkan menjaga lingkungan itu bukan sekedar menumpukan sejumlah aturan negara. Namun menyadarkan prilaku manusia dianggap jauh lebih penting.
"Namun negara terkadang melarangnya, misalnya kerajaan Buton dulu, mempunyai wewenang atas laut darat maupun Udara. Namun negara melarangnya untuk urus laut. Sehingga segalah kerusakan persoalan habitat laut diluar kendali atau wewenang kearifan lokal tersebut," ungkap mantan ketua Pers mahasiswa UHO ini
Diskusi publik yang melibatkan pemateri dari aktivis lingkungan, akademisi, praktisi dan mengundang pemerintah Sultra yang diwakili Bapeda provinsi ini harapkan pola penambangan di sultra dilakukan dengan tidak merusak lingkungan, tidak hadirkan konflik serta memberi efek kesejahterakan bagi rakyat.
Zainal izhaq, Ketua Aji Kendari selaku penyelenggara kegiatan mengungkapkan, diskusi publik digelar untuk meramu solusi atas kerusakan lingkungan yang terjadi di Sultra akibat penambangan.
"Menjaga lingkungan itu tanggung jawab bersama, termasuk para jurnalis. Kami dari AJI Kendari selalu intens atas isu lingkungan. Diantaranya, aktif menggelar diskusi publik terkait lingkungan, serta mengajak para jurnalis untuk mengangkat isu lingkungan ini kepada publik," ujarnya usai kegiatan (DAR)
Blogger Comment
Facebook Comment