Hutan Mangrove di Taman Nasional Rawa Aopa Watomohai (TNRAW). foto: Yoshasrul |
SULTRANEWS-Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai menampilkan empat ekosistem, yakni ekosistem rawa, ekosistem savana
dengan luas sekitar 30.000 hektar, dan ekosistem hutan mangrove (bakao) yang
luasnya sekitar 6000 hektar, setiap ekosistemnya memiliki potensi
keanekaragaman hayati yang tinggi baik berupa flora (tumbuhan) maupun fauna
(satwa).
Keindahan alam hutan
bakau di Muara Lanowulu masih dalam kondisi alami dengan zonasi yang teratur
rapi, karena keanekaragaman hayati yang di miliki oleh hutan mangrove TNRAW
ini, membuat daerah ini sangat cocok bagi kegiatan ekowisata.
Di kawasan ini, kita
dapat melihat secara dekat perkampungan tradisional suku Bugis yang hidup di
atas air, mereka adalah masyarakat yang menjadi mitra dari balai TNRAW dalam
pelestarian hutan bakau yang telah lama bermukim di sepuluh muara sampai di
kawasan ini, mereka hidup dengan kondisi yang serba tradisional dan alami
dengan mata pencaharian utama adalah nelayan dengan menggunakan alat tangkap
tradisional.
Di kawasan ini kita
dapat melihat mereka menangkap ikan,kepiting dan udang dengan menggunakan alat
tradisional seperti togo, bubu dan jaring. Jika ingin melintasi hutan mangrove
dan perkampungan tersebut, kita harus menggunakan kapal body kayu atau katinting.
Nelayan TNRAW. foto: YOSHASRUL |
Cara pencapaian lokasi:
Kendari-Punggaluku-Tinanggea-Lanowulu (+ 120 km) dengan waktu dua jam 30 menit,
atau Kendari-Motaha-Tinanggea-Lanowulu (± 130 km) selama tiga jam, dan
Kendari-Lambuya-Aopa-Lanowulu berjarak + 145 km dengan waktu tempuh sekitar
empat jam menggunakan mobil.
Blogger Comment
Facebook Comment