![]() |
Ilustrasi : Melulo, Tari Keakraban Masyarakat Sulawesi Tenggara. Foto : beritakendari.com. |
” Untuk tahun 2015, kami programkan bisa mengentas 1.000 penduduk lagi yang buta aksara, sehingga secara bertahap Sultra akan terbebas dari warga yang menyandang buta aksara,” kata Nur Alam.
Untuk itu, pihaknya telah berkomitmen menekan angka buta aksara di Sultra.
” Pemerintah Provinsi Sultra di era kepemimpinan saya telah berkomitmen untuk membawa Sultra keluar dari buta aksara,” jelasnya.
Menurutnya, ada berbagai upaya yang telah dilakukan Pemeirntah Provinsi Sultra untuk mengurangi jumlah buta aksara di Sultra, salah satunya dengan mengoptimalkan program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) pada daerah-daerah yang masih banyak terdapat penyandang buta aksara.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Damsid mengatakan warga Sultra yang masih menyandang buta aksara saat ini sebanyak 57.789 warga yang tersebar di seluruh kabupaten kota mulai dari usia 15 sampai 59 tahun.
” Beragam penyebab buta aksara di Sultra, untuk usia 15 tahun diakibatkan karena putus sekolah namun saat berhenti belum pandai membaca dan menulis, sedangkan untuk usia lanjut rata-rata tidak pernah mengenyam bangku pendidikan, apalagi mereka berdomisili di daerah pelosok dan pulau-pulau terpencil,” katanya.
Puncak peringatan Hari Aksara internasional tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mohammad Nuh, sejumlah Dirjen Kemendikbud, beberapa gubernur dan bupati wali kota se Indonesia.kiki
Blogger Comment
Facebook Comment