Ibu-ibu Polisi Resah dengan Teror Penembakan

Aparat kepolisian terus dirundung aksi teror penembakan, karena itu korps bhayangkara dihimbau untuk tetap siaga. foto: yoshasrul/sultranews.com  

KENDARI, SULTRANEWS-Maraknya aksi penembakan terhadap aparat kepolisian oleh orang tak dikenal membuat resah, khususnya para  keluarga besar kepolisian. Keresahan ini nampak jelas dari wajah ibu-ibu bhayangkari di Kendari. "Kami sangat prihatin dengan peristiwa penembakan itu,"kata Leni, seorang ibu bhayangkari.

Ibu rumah tangga ini sering dilanda keresahan kala suaminya keluar bertugas. Imel, Istri polisi lainnya. juga merasakan hal yang sama. Ibu muda yang baru setahun menikah selalu was-was saat melepas suaminya bertugas. "Gimana tidak resah kaalo tiap hari lait berita  anggota polisi tertembak, Ih ngeri deh,"katanya.

Beruntung wilayah kota kendari masih cukup kondusif sehingga tak dan para ibu bhayangkari berharap peristiwa di Jakarta dan Jawa tidak berlanjut ke daerah lain di Indonesia.

Sementara  Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Ngadino mengimbau seluruh anggota polisi di wilayahnya untuk meningkatkan kewaspadaan saat bertugas di lapangan. Imbauan ini terkait rentetan peristiwa penembakan terhadap polisi di Jakarta dan sekitarnya.

"Kami sudah arahkan ke seluruh jajaran kalau bertugas jangan sendirian, minimal dua orang ya,” ungkap Ngadino, Jumat, di Mapolda Sulawesi Tenggara.

Menurut dia, sebelum ada rentetan penembakan itu, imbauan serupa sudah pernah dia sampaikan kepada jajarannya. Petugas polisi lalu lintas, baik di jalan maupun di pos polisi, termasuk yang dia ingatkan sungguh-sungguh soal ini.

Ngadino tak menampik petugas Babinkamtibmas di desa-desa memang hanya sendirian. Namun, ujar dia, mereka relatif menyatu dengan masyarakat sehingga meminimalkan risiko ancaman. "Tidak ada penambahan anggota Babinkamtibmas. Cukup satu orang," kata dia.

Meski sampai sekarang belum tercium indikasi teror di wilayahnya, Ngadino tetap meminta jajarannya meningkatkan kewaspadaan. "Sultra masuk kategori daerah waspada, karena berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan yang pernah ada aksi teroris," ujar dia.

Ngadino pun mengatakan sebelum dia bertugas di wilayah ini, sempat terdeteksi salah satu terduga teroris tinggal di wilayah Sulawesi Tenggara. "Di salah satu kabupaten. Tapi sekarang sudah tak ada lagi," kata dia. TIM

Share on Google Plus

About yoshasrul

    Blogger Comment
    Facebook Comment