Ini Asal Usul Nama Tempat di Kota Kendari

SULTRANEWS-Nama menunjukan tempat atau nama adalah identitas apalagi untuk nama sebuah daerah.  Menarik untuk mengetahui cerita di balik penamaan kota-kota tempat kita tinggal karena akan menguak banyak sekali sejarah dan fragmen masa lalu dari kota tersebut. Ini kemudian sedikit banyak berpengaruh juga pada kondisinya saat ini. Nah, di Kota Kendari terdapat nama sejumlah daerah kelurahan yang cukup akrab di telinga warga kota. Sebut saja daerah Mandonga, Kemaraya, Puuwatu, Wuawua, dan Lepo-lepo. Tapi taukah arti dari namanama itu? Pada edisi ini Suarakendari mecoba menelusuri arti nama dan sejarah penamaan wilayah-wilayah di Kota Kendari.

1. Mandonga

Mandonga adalah salah satu daerah Kecamatan di Kota Kendari. Daerah pusat perekonomian ke dua setelah kawasan kota lama, di Kecamatan Kendari. Daerah berpnduduk sekitar 10 ribu jiwa berada di tengah-tengah ibu kota Sulawesi tenggara. Kawasan perekonomian paling maju di Kota Kendari, dimana terdapat pusat perbelanjaan, pasar tradisional hingga menjadi lokasi berdirinya  kantor-kator perbankan.  Sebelum mekar, wilayah  kecamatan mandonga dulu menjangkau hingga ke perbatasan wilayah Kemaraya,Wuawua  dan Puwatu. Kawasan ini dihuni multi etnis, tolaki, tionghoa, bugis, makasar, muna, buton, jawa, dll.
 Nah, bagi sebagian masyarakat tentu belum mengetahui apa arti dari nama Mandonga itu? Baiklah, Mandonga sebenarnya dari kata sebenarnya Mondonga yang dalam bahasa Tolaki, artinya setengah. Berubah menjadi mandonga karena terjadi proses akulturasi bahasa, dimana wilayah Mandonga saat itu didominasi para pendatang bugis Makassar yang datang berdagang.
Akulturasi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu acculturate yang mempunyai arti tumbuh dan berkembang bersama-sama. Secara umum, akulturasi adalah suatu proses sosial yang muncul saat terjadi penyatuan dua budaya yang berbeda menjadi budaya yang baru tanpa menghilangkan unsur budaya lama.
Pengambilan nama Mandonga atau Mondonga sebenarnya didasari dari geografis wilayahnya berada di tengah-tengah kota kendari. Dulunya jalan kota hanya ada satu jalur yang kini menjadi jalur utama ibukota kendari atau jalur protocol. Mandonga kemudian menjadi pusat ekonomi kota hingga kini. Nama mandonga ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama tokoh masyarakat di masa Kendari masih menjadi Kabupaten Kendari.

2. Kemaraya

Kemaraya dihuni multi etnis. Dari dulu selalu identik dengan pusat pendidikan. Kenapa? Sebab di daerah inilah pertama kali berdiri pusat-pusat pendidikan. Dari sekolah dasar, SMP, SMA hingga Universitas pertama di Sulawesi Tenggara yakni Universitas Haluoleo dan Universitas Sulawesi Tenggara yang terletak di Jalan Mayjen S Parman. 
Nama daerah Kemaraya memang sedikit unik. Dan ternyata nama kemaraya bukan berasal dari salah satu bahasa local di Sulawesi Tenggara. Melainkan  akronim atau kependekan dari nama Kendari Mandonga Raya yang disingkat menjadi kemaraya. Sejarah penamaan kemaraya sendiri diberikan oleh Mantan Gubernur Sultra Edy Sabara karena wilayah Kemaraya merupakan pusat kosentarasi wilayah pendidikan Kota Kendari, serta menjadi tempat bermukimnya para pejabat di masa itu. Disamping itu penamaan kemaraya  tak lepas dari proses pemekaran wilayah Mandonga yang nota bene menjadi pusat kosentrasi kedua perekonomian wilayah Kendari ketika itu.
“Jadi nama itu nama yang diambil dari singakatan Kendari Mandonga Raya, karena memang dulu mandonga menjadi wilayah yang sangat berkembang dan boleh dibilang menjadi primadona atau pusat kota,”kata Asrif, tokoh masyarakat Kendari. Di masa lampau, wilayah kemaraya merupakan daerah konsentrasi para pendatang asal Sulawesi Tenggara (suku torete dan menui) yang kemudian disusul kehadiran etnis tolaki yang berasal dari wilayah wawotobi, lasolo dan unaaha dan melakukan proses asimilasi serta perkawinan antara suku pendatang dan suku asli kendari dari wilayah Puuwatu, Ranomeeto dan Abeli.

3. Puuwatu

Daerah Puuawtu merupakan salah satu kampong tertua di Kota Kendari. Awalnya dihuni oleh etnis asli Tolaki. Namun dalam perkembangannya, kini Puuwatu dihuni multi etnis, seperti Bugis Makassar, Muna, Buton, Jawa, dsb. Puuwatu  berarti Pusat Batu atau berarti pula di Atas Batu. Nama puwatu diambil dari bahasa daerah Tolaki yakni dua suku kata, yakni, Puu dan Watu. Puu artinya Atas dan Watu berarti Batu. Yang jika digabung menjadi Puuwatu.  

4. Andouonohu

Kota Kendari juga punya wilayah lain, yakni Kecamatan Andounohu. Andounohu berasal dari bahasa daerah Tolaki yang terdiri dari dua suku kata, yakni, Andu dan Onohu. Andu berarti pusat, sedangkan Onohu berarti tempat penumbuk padi. Wilayah Andonuho di masa lampau merupakan salah satu tempat aktifitas pertanian atau areal sawah ladang. Dan satu-satunya peralatan mengupas padi menjadi beras adalah Onohu atau tempat menumbuk sedangkan alat penumbuknya disebut Alu. “Orang-orang dulu menumbuk padi  di wilayah itu,”kata Rudin, tokoh masyarakat Kendari. Sehingga aktifitas pertanian menginspirasi pemerintah dan tokoh masyarakat Kendari bersepakat menyebut wilayah yang berada di sisi selatan Kota Kendari itu dengan nama Anuonohu. SK

5. Wua-wua

Bagi masyarakat Kota Kendari nama Wuawua tentu tidak asing lagi di telinga kita. Namun, tentu tidak semua orang mengetahui apa arti dari Wua-wua itu. Baiklah, penamaan Wua-wua juga tak lepas dari keberadaan aneka tanaman tumbuh subur di sana saat itu. Beberapa sumber menyebut nama Wuawua  berarti buah-buahan kecil yang banyak (rimbun). “Dulu  buah-buahan seperti mangga, jambu air banyak di wilayah itu dan orang tolaki menyebut buah kecil yang rimbun dengan nama Wuawua. Semula Para tokoh masyarakat tolaki dan pemerintah untuk dijadikan nama salah satu wilayah administrative kelurahan di Kecamatan Baruga, Kota Kendari.

6. Lepo-lepo


Seperti halnya Wua-wua, tidak  semua orang mengetahui arti Lepo-lepo. Nama kelurahan di Kecamatan Baruga Kota Kendari diambil dari bahasa Daerah Tolaki yang berarti padang ilalang kecil. Daerah ini dulunya merupakan wilayah dengan gugusan padang ilalang, tumbuhberkompok dalam jumlah yang kecil. Sehingga oleh tokoh masyarakat  di masa itu memberi nama untuk wilayah tersebut dengan nama Lepo-lepo atau Analepo. (YOSHASRUL)
Share on Google Plus

About yoshasrul

    Blogger Comment
    Facebook Comment