Sejarah dan Silsilah Kerajaan Muna

 Foto tiga raja muna terakhir yang dipajang di museum Asi Mbojo, Bima.
La Ode Rere (1926-1929),
La Ode Dika (1930-1938),
La Ode Pandu (1947-1961).
 Sumber: La Ode Wikra Wardana, FB.


SULTRANEWS-Berbeda dengan kerajaan-kerajaan daratan Sulawesi Tenggara (Konawe, Mekongga dan Moronene yang diawali dengan tokoh-tokoh mitologis yang berasal dari kahyangan, kerajaan-kerajaan kepulauan Muna, Buton dan Tiworo diawali dengan tokoh legendaris yang keluar dari bambu.

Di muna dikenal raja pertamanya dengan gelaran Beteno Netombula (orang yang keluar dari bambu telang). Dia iniditemukan  oleh rakyat munayang pada waktu itu dikepalai Mieno Wamelai. Orang yang keluar dari bambu  ini yang juga dikenal menurut tradisi dengan nama Baizul Zaman atau Zul Zaman kemudian kawin dengan tokoh legendaries lainnya yang dikenal dengan nama Tandiabe atau Sanke Palangga yang berasal dari Luwu yaitu saudara dari Sawerigading. 

Dari ungkapan tradisi Muna dapat diduga  bahwa mereka telah bertemu sebelumnya di Luwu. Dan waktu bertemu di Muna, Tandiabe sudah dalam keadaan mengandung. Juga diberitakan Tandiabe diusir (dibuang) dari istana Raja Luwu.

Hasil perkawinan Netombula dan Tandiabe atau Sanke Palangga menghasilkan  keturunan  masing-masing bernama; Runtu Wolou, Kilambibito dan Kaghua Bangkano Fotu (La Patola)

Runtu Wulou sendiri dalam perjalanan hidupnya memilih kembali ke Luwu, lalu Kilambibito menikah dengan La Singkabu (Kamokulano Tongkuno) yaitu anak dari Mieno Wamelai, sedangkan La Patola menjadi Raja Muna ke II dengan gelar  Sugi Patola atau Kaghua Bangkano Fotu. Untuk Raja Muna ke III adalah Sugi La Ende, kemudian Sugi Patani (Raja Muna IV), lalu Sugi Ambone (Raja Muna V) dan Sugi Manuru sebagai Raja Muna VI.

Sugi Manuru mempunyai beberapa orang isteri dan masing-masing mempunyai anak. Anak laki-laki Sugi Manuru dari permaisuri menurunkan golongan Kaumu (bangsawan) yang berhak mewarisi pemerintahan, anak perempuan  dari permaisuri menjadi penurun golongan Walaka, sedangkan anak laki-laki dari isteri menurunkan golongan  Anangkolaki. 

Menurut tradisi Muna permaisuri Sugi Manuru adalah Watubapala anak Ki Ajula (putra raja Buton) dengan Warandea (putri raja Tiworo).

 (Sumber informasi diambil dari buku Aneka Budaya Sulawesi Tenggara)
Share on Google Plus

About yoshasrul

    Blogger Comment
    Facebook Comment