KONAWE-Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sulawesi
Tenggara mengganggu aktifitas belajar mengajar siswadi sejumlah wilayah kabupaten
yang tertiba musibah banjir.Rusaknya sejumlah insfrastruktur jalan dan jembatan
membuat ratusan pelajar tak bisa bersekolah seperti biasa.
Di Kabupaten Konawe misalnya, banjir yang merendam
poros jalan Pohara membuat siswa yang berdomisili di desa-desa sekitan bantaran
sungai tak bisa melewati ketinggian air. Sebanyak 11 desa yang berada di
seberang timur sungai juga tak bisa melewati air sungai yang mengalir cukup
deras dan keruh itu. Belum lagi sungai pohara terkenal dengan hidupan liar seperti
buaya membuat warga tak berani
menyeberang sungai.
Alih-alih bisa lewat, sejumlah warga yang
memanfaatkan musibah banjir memasang tarif lumayan tinggi untuk jasa perahu dan
rakit-rakit mereka, sehingga tak terjangkau kantong para pelajar.
Demikian pula para tenaga pengajar alias guru
terpaksa absen mengajar akibat tak bisa melewati jalan raya yang tergenang air
bah tersebut. “Kalau naik rakit tariff angkut untuk motor bervariasi antara
25-35 ribu per motor. Untuk orang sekitar 15 ribu per orang,”kata seorang guru perempuan di SMA Sampara.Jadi kalau ditotal pengeluaran per hari untuk para guru dan siswa yang menggunakan motor bisa mencapai 70 ribu per hari. Karena itu pihak sekolah cukup memaklumi ketidakhadiranpara
pelajar khususnya pelajar yang berdomisili di seberang sungai pohara.
Hal yang sama terjadi di Kabupaten Konawe Selatan,
sejumlah pelajar terpaksa meminta ijin untuk tidak bersekolah sementara waktu,
karena jembatan Laeya yang menghubungkan rumah dan sekolah mereka mengalami kerusakan
serius. Seperti yang terjadi di Konawe, warga memanfaatkan musibah banjir untuk
mengambil keuntungan pribadi dengan menarik sewa rakit dan perahu dengan cukup
tinggi. Yos
Blogger Comment
Facebook Comment