Protes puluhan orang dari keluarga pasien korban kebakaran atas buruknya pelayanan RSUD Sultra. foto: Muhammad Hasrul/sultranews.com |
“Terus terang Kami sangat kecewa dengan
pelayanan rumah sakit provinsi atas pelayanan yang buruk pada pasien,” kata Nur Afizah, bibi korban, sambil meneteskan air mata.
Wanita parobaya ini hanya bisa melontarkan sumpah serapah atas sikap pengelola
rumah sakit yang dinilainya pilih kasih. “Rumah sakit ini keliatannya hanya melayani pejabat, tidak untuk masyarakat
kecil seperti kami ini,”teriaknya, sambil sesekali Ia meminta agar massa tidak
bertindak anarkis.
Massa kian kesal , setelah mengetahui pihak rumah sakit
tidak menyediakan mobil ambulans untuk membawa pulang jenasah korban. Pihak
keluarga bahkan harus menunggu selama lebih dari enam jam, kedatangan
mobil ambulans untuk menjemput korban.
“Mereka (petugas rumah sakit,Red) tidak memiliki itikat
melayani pasien,”teriak La Abu, kerabat korban.
Protes massa ini pun berbuntut penyanderaan seorang petugas
rumah sakit. Petugas yang diketahui
menjabat sebagai kepala bagian umum di rumah sakit daerah itu, sempat dibawa massa ke kamar jenasah tempat korban disemayamkan. “Ibu harus bertanggung jawab. Silahkan telepon
direktur rumah sakit agar segera menyediakan mobil ambulans, kalau jangan salahkan kalau kami bertindak anarkis ”teriak massa. Bahkan massa mengancam akan membakar rumah sakit jika ambulans tidak segera datang.
Sejam kemudian sebuah mobil ambulans milik rumah sakit
aliyah tiba. Massa pun akhirnya tenang dan
langsung mengangkut jenasah korban ke mobil ambulans untuk diantar ke rumah duka.
Korban yang bernama Hendrik
tersebut merupakan korban kebakaran
rumah kost di jalan Edi Mokodompit, Kelurahah Kambu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari,
Sabtu malam pekan lalu. Korban yang mengalami
luka bakar serius sempat diberi perawatan, namun akhirnya meninggal
dunia . Sejumlah kerabat korban tak kuasa menahan tangis melihat tubuh korban
yang sudah terbujur kaku.
Rencananya jenasah korban akan segera dibawa ke kampung
halamannya di kabupaten Muna untuk dikebumikan. Pihak rumah sakit daerah Sulawesi
Tenggara tidak ada yang bersedia memberi komentar terkait buruknya pelayanan terhadap
pasien. (Yos Hasrul).
Blogger Comment
Facebook Comment