Nada sumbang dari internal pengurus mulai menghampiri Partai Demokrat Sultra pasca pemilu legislatif 2014. Terutama setelah melihat fakta hasil perolehan kursi baik di parlemen kabupaten/kotan provinsi hingga pusat.
Bahkan, digroup media sosial seperti facebook sejumlah pengurus
Partai berlambang mercy menjadikan isu perolehan kursi parlemen sebagai
bahan diskusi yang serius.
Misalnya sajaa, sorotan terkait gagalnya para pengurus DPD PD Sultra
yang menjadi caleg di DPRD Provinsi maupun yang caleg di DPRD
Kabupaten/Kota yang bertarung pada 9 April 2014, dimana tidak ada satu
orang pun yang terpilih terkecuali Ketua DPD PD Sultra beserta isterinya
yang mengklaim diri sebagai Ketua Perempuan Demokrat Sultra.
“Memang semua yang caleg dan berpotensi untuk menang harus
dimatikan,”tohok salah satu member di group facebook Partai Demokrat
Sultra.
Pada pemilu caleg lalu jumlah pengurus Partai Demokrat Sultra yang
maju bertarung lebih dari 20 0rang, baik yang maju di DPRD Provinsi
maupun yang maju di DPRD Kabupaten/Kota.
Para pengurus yang maju yakni, Ketua DPD Muhammad Endang SA,
Safarullah SH, Yusuf Tallamma, Muhlis, Mura Husin, Adrisal Usman, Gamal
Masrawan, Woon Laola, Hayati, Ridawati, Fachruddin Masarampa, Ndoloma,
Ali Murni, Salih Hanan, Mandala, Sitti Zahara, Basaula Tamburaka,
Irwansyah, Arifin DR, Tina Djamaluddin, Muliadin, Munawar Mutti, Supyan
Hadi, Arulan Bao Rahmani.
Nama-nama tersebut dikenal luas oleh publik, memiliki kapasitas dan
integritas yang baik dan telah teruji serta selama ini menjadi ujung
tombak dalam menggerakkan roda organisasi partai demokrat di sultra.
Mereka menduduki posisi elit di jajaran pengurus provinsi sebagai
wakil ketua 1, Bendahara, Ketua Bappilu, Direktur Eksekutif, wakil
sekretaris, Dewan Pengawas dan anggota DPRD provinsi. Terbukti dengan
perolehan suara mereka yang cukup signifikan, rata-rata mencapai 2 ribu
bahkan 4 ribuan suara. “Caleg bekerja sendiri tanpa dukungan dan
kepedulian dari ketua partai. Atribut, saksi bahkan kampanye tidak
disiapkan dengan baik, bahkan semua infrastruktur dan sumberdaya partai
dikelola dan dimanfaatkan hanya untuk kepentingan ketua DPD” kata salah
satu sumber yang juga pengurus DPD.
Sumber di Partai Demokrat Sultra menyebut, kegagalan para caleg bertarung di Pemilu 2014
lalu, tentu bukan tanpa sebab. Sebagian pengurus menganggap minimnya
intensitas pertemuan dan tidak adanya logistik untuk saksi menjadi
problem yang berdampak serius pada perolehan suara partai. YOS
Pasca Pemilu, Partai Demokrat Sultra Diambang Perpecahan
22:23
Headline
,
Kendari
,
Politik
,
Terkini
,
Top Stories
,
Topik Pilihan
Blogger Comment
Facebook Comment