Suasana kampung Raoda atau kampung Inggris. Foto: ABDI/Suarakendari.com. |
Desa Raoda, atau saat ini yang dikenal sebagai kampung Inggris sejatinya dapat dimanfaatkan oleh pemda Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara sebagai Desa Wisata. Lalu apa yang menarik dari kampung Inggris ini, berikut catatan perjalanan Abdi jurnalis Suarakendari.com (Portal Sindikasi Sultranews.com) ::)
Raoda selain memiliki pemandangan yang menarik, desa yang terletak ditengah perbukitan Kolaka Utara ini memiliki sejumlah keunggulan dari desa yang lain. Misalnya penataan pemukiman didalam desa yang menggambarkan keindahan desa tersebut. Bahkan didesa ini pula diterapkan pendidikan dasar bahasa inggirs tanpa menghilangkan kearifan lokal yang ada.
Untuk mencapai desa tersebut perjalanan dimulai dari ibukota Kolaka Utara, Lasusua. Melalui jalan darat kita akan menuju desa Lapasi-pasi, kemudian perjalanan melalui perbukitan untuk mencapai desa Raoda. Sepanjang jalan menuju desa ini kita akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang masih asri. Aliran sungai yang deras melengkapi perjalanan ke desa ini. Rindagnya pepohonan dan kicauan burung melengkapi keindahan perjalanan yang akan kita lalui.
Saat wartawan bertandang ke desa tersebut, terasa berada di suatu tempat yang layaknya disebut sebagai surga Dunia. Pepohonan yang rindang dan menjulang tinggi ibaratnya hutan belantara yang masih perawan. Namun siapa sangka dibalik itu semua terdapat sebuah perkampungan yang dihuni lebih dari 600 penduduk. Kultur budaya yang kental terus terjaga didesa yang dominan diisi oleh warga yang berasal dari suku Enrekang.
“Rata-rata kami disini itu dari suku Enrekang (suku asli dari Sulawesi Selatan,red). Kalau secara keseluruhan jumlah penduduk di desa ini kurang lebih 600 orang. Nah kalau kami disini itu Cuma terdiri dari tiga dusun. Sebagian masih bermukim diatas bukit atau rumah kebn milik mereka,” kata Naslan, Ketua Badan Perwakilan Desa, Senin (21/04/2014).
Dia juga menambahkan masyarakat yang ada didesa tersebut memang dituntun untuk hidup mandiri. “Kalau kami disini pak itu dituntutn untuk hidup mandiri. Artinya tidak terlalu tergantung sama pemerintah daerah. Tetapi bukan berarti kita tidak butuh perhatian dari pemda. Berbicara masalah hasil bumi kami disini banyak, seperti bawang, kol, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Keberadaan desa Raoda ternyata sudah banyak diketahui warga lokal. Akan tetapi mereka tidak terlalu mengetahui seperti apa kehidupan masyarakat yang bermukim didalamnya. “Masyarakat tahu tentang adanya desa itu, tapi yang mengerti dengan kearifan lokal didesa itu masih sedikit. Di desa itu sangat bersahaja, bersahabat dengan orang luar yang berkunjung dan yang buat saya salut kearifan lokal dan sifat gotong royong yang sangat luar biasa,” kata Andi Adha Arsyad, pemerhati sejarah, budaya dan wisata di Kolaka.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, ketua Yayasan Peduli Lingkungan ini juga merekomendasikan kepada pelancing dalam dan luar negeri untuk berkunjung ke desa tersebut. “Bukan hanya di Bali saja ada desa wisata, di Kolaka Utara juga bias ada. Dan saya berharap pemda bisa jadikan daerah itu sebagai desa wisata,” tegasnya***
Blogger Comment
Facebook Comment