Ilustrsi demo buruh. Foto : MI/Ramdani/zn. |
Ketua SBKB Sultra Halimin menjelaskan, saat ini rata-rata kontraktor yang mengerjakan proek besar di kota Kendari membawa sendiri pekerjanya dari luar Sultra dan mengabaikan tenaga kerja lokal.
“Beberapa kali kami datang dengan peralatan lengkap mau mendaftar kerja kami ditolak dengan alasan tidak ada lowongan” ungkapnya
Dari segi kualitas mereka mampu bersaing dengan pekerja dari luar, apalagi sekitar 480 orang anggota SBKB sudah mendapat sertifikat kompetensi melalui pelatihan yang difasilitasi dinas pekerjaan umum.
Dalam tuntutannya SBKB juga mendesak pemberlakukan kenaikan gaji Sesuai UMK Sektoral dimana gaji kuli bangunan sebesar Rp.80.000 perhari atau Rp.1,7 juta perbulan dan tukang sebesar Rp.100.000 perhari atau Rp.2,8 juta perbulan.
“ yang kami temukan dilapangan saat ini para kuli bangunan masih dibayar sebesar Rp.50.000- Rp.60.000 perhari dan tukang dibayar Rp.70.000-Rp.80.000 perhari.” pungkasnya
Sementara itu ketua DPRD Kota Kendari Abd Rasak yang menemui para pengunjukrasa berjanji akan menjadwalkan pertemuan dengan sejumlah pihak untuk menindak lanjuti tuntutan SBKB Sultra.
“Baiknya kita jadwalkan saja pertemuan dengan dinas tenaga kerja, asosiasi kontraktor dan Asosiasi buruh” Tegasnya. (Alin).
Blogger Comment
Facebook Comment