Inilah salah satu lokasi pengembangbiakan ikan air tawar di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Konawe Selatan kini berkembang menjadi sentra bisnis ikan air tawar. foto: yoshasrul/sultranews.com |
KONSEL, SULTRANEWS-Desa Lambusa
dan Desa Cialam, Kecamatan Konda, Konawe Selatan punya julukan kampung ikan air
tawar. Dua desa ini menjadi tujuan para
pebisnis ikan di Sultra, terutama
restoran dan rumah makan. Bahkan para pemilik empang air tawar kini sudah mengembangkan bisnis
mereka ke luar kabupaten konsel, seperti Kota Kendari hingga ke Kota Baubau.
“Alhamdulillah, banyak pesanan ikan,”kata junaedi, pemilik empang air tawar di
Konda.
Per kilo harga ikan air tawar bervariasi, seperti
ikan mas, nila dan lele memiliki nilai bervariasi, dari harga 30 ribu rupiah
perkilogram hingga 50 ribu rupiah. Para pebisnis ikan bahkan sudah melakukan
sitem kontrak kepada pemilik empang. “Setiap
bulannya tak ada ikan yang tersisa, bahkan sudah diborong jauh sebelumnya,”kata
Junaedi, pria beranak dua itu tersenyum.
Ikan mas siap panen di empang milik warga Desa Cialam Jaya. foto: yoshasrul/sultranews.com |
Sebenarnya bisnis ikan air tawar di Keccamatan Konda
ini telah ada sejak lama, hanya saja pelaku bisnis masih dapat dihitung jari.
Semula dikembangkan oleh satu orang, namun kini semakin berkembang. Terdapat
lebih dari tujuh lokasi dengan luas empang berbeda-beda. Setiap pemilik empang
membuat petak-petak empang dengan saluran air yang terawat baik. Di isi dengan
ikan yang berbeda jenis pula. Ada yang khusus mengembangkan ikan lele, nila dan
mas.
Keberadaan kampung air tawar ini telah dipantau lama
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Konawe Selatan dan tentu saja dengan
langsung memberikan bantuan, baik bantuan modal usaha maupun pendampingan. Tak
hanya itu Kecamatan Konda kini menjadi salah satu penyangga program minapolitan
yang digagas pemerintah konsel saat ini.
“Kegiatan perikanan air tawar di Konda menjadi
prospek bagi daerah Konsel dan ini salah satu wilayah penyanggah program
minapolitan,”kata Ir Adywarsyah Toar MSi, Kepala Dinas DKP Konsel usai panen
ikan lele di Desa Lambusa, berapa waktu lalu.
Saat itu sejumlah wartawan berkesempatan melihat
langsung lokasi empang air tawar yang luasnya berhektar-hektar itu, sekaligus
menyaksikan panen ikan lele di Lambusa. Panen dilakukan dengan cara menguras
air empang lebih dahulu, lalu membiarkan ikan keluar melalui pipa saluran air.
Di mulut saluran para pekerja memasang jarring dan karung agar ikan dapat
langsung diangkut ke dalam boks ikan. Satu empang yang luasnya enam kali
delapan meter dapat menampung ikan sebanyak dua ribu ekor yang jika ditimbang
beratnya dapat mencapai ratusan kilo gram.
Kades Lambusa, bangga.
Joko, Kepala Desa Lambusa mengaku bangga dengan
warganya yang giat mengembangkan bisnis ikan air tawar. Pasalnya keberadaan
kampung Lambusa menjadi terkenal sampai ke daerah lain di Sultra. “Kegiatan ini
positif membawa nama Desa Lambusa menjadi lebih terkenal sampai keluar
daerah,”katanya. Ia juga bersyukur dengan itikat baik pemerintah Konsel melalui
Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat
Lambusa khususnya para pebisnis ikan air tawar. “Ini menjadi bagian dari peran
desa mendukung program minapolitan yang digagas Bapak Bupati Imran,”kata Joko.
Ia berharap bantuan pemerintah ini dapat terus dikembangkan dan menyentuh para
usahawan lain di Konda. YOS
Blogger Comment
Facebook Comment