Salah satu sudut di Kota Kolaka. Sumber foto: BAPPEDA Kolaka |
SULTRANEWS-Kerajaan di Sulawesi Tenggara lainnya adalah kerajaan Mekongga di Kolumba, yaitu, dekat Kolaka sekarang. Kerajaan ini diawali dengan Tomanurung (Sangiandudu) Larumpa Langi yang menurut tradisi setempat adalah kerabat Sawerigading dari Luwu dan tibanya bersamaan dengan Wekoila. Dia dirajakan oleh rakyat setempat karena jasanya menyelamatkan rakyat dari keganasan burung Garuda besar (Kongga).
Dari tradisi Konawe, Kongga ini dibunuh oleh Onggabo.
Onggabo bergelar Rundu Lamoa (Bahasa Tolaki) yang sama maksudnya dengan La
Rumpa Langi (Bahasa Bugis). Rundu Lamoa berarti gemuruh angkasa sedangkan Rumpa
Langi mengandung arti gemuruh langit atau penyerang langit atau pengaduh
langit.
Larumpalangi digantikan oleh
anaknya yang bernama Lakonunggu yang kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Melanga. Setelah Melanga
memerintah Lagaliso anak Melanga. Masa pemerintahan Lagaliso yang mula-mula
kawin di Mekongga dengan anak seorang
Toono Motuo setempat dan melahirkan seorang anak perempuan bernama Wealusu yang
kemudian kawin dengan Tondumoia dari Konduha anak Mokole Konawe. Dari
perkawinan ini lahir anaknya bernama Lamba-Lambasa.
Wilayah Mekongga pada saat
itu terdiri dari 7 kampung yang dikepalai
oleh 7 Toono Motuo. Ketujuh Toono Motuo ini kemudian merupakan dewan kerajaan
Mekongga. Pada zaman Lamba-lambasa mulailah diadakan jabatan-jabatan kapita sapati dan pabitara sebagai kabinet
kerajaan.
Kapita merupakan wakilnya
(Mokole) disamping tugas pokoknya sebagai penanggung jawab pertahanan/keamanan. Sapati menangani tugas
pemerintahan dan kesejahteraan sedangkan pabitara mengurus masalah adat
istiadat (hokum). Wilayah bawahan dikepalai toono motuo dengan pembantu-pembantunyasebagai
berikut;
a. Pabitara
b. Posudo
c. Tamalaki
d. Todu
e. Mboakoi
f. Mbuawai
g. Mbuseke
h. Toka
i. Tusa
Wuta, mengurus hal-hal yang menyangkut perkawinan rakyat
Kerajaan mekongga sampai pada
akhir abad 16 merupakan kerajaan kecil saja yang wilayahnya tidak lebih dari 7 kampung yang dikepalai oleh Toono
Motuo.
(Referensi buku Aneka Budaya Sultra yang diterbitkan tahun 1979)
Blogger Comment
Facebook Comment