Aparat kepolisian harus menyikapi dengan cepat kasus penganiayaan mokole moronene agar tak terjadi konflik horizontal. foto: yoshasrul/sultranews.com |
RUMBIA, SULTRANEWS- Penganiayaan terhadap Pauno Rumbia Mokole Alfian Pimpie, S.H. di Desa Rau-Rau 4 September 2013, perlu disikapi secara tegas khusunya Pemerintah Kabupaten Bombana.
"Persoalan ini tidak dapat didiamkan dalam kurun waktu yang tidak "pasti" Kita semua tentu sangat menyayangkan peristiwa itu. Karena terjadinya begitu cepat dan dalam suasanya "panas" menjelang hajatan nasional pesta demokrasi,"tulis Anton Perdinan, tokoh Muda Bombana, melalui akun facebook
Menurut Anton, dalam menyelesaikan kasus ini perlu kekompakan semua pihak. Agar keputusan yang dilahirkan mampu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang bertikai. Peluang untuk disusupi kasus semacam ini juga sangat terbuka lebar. Apalagi yang jadi korbannya adalah simbol sosial di Wonua Bombana. Sebagai warga Bombana pasti sangat murka dengan kejadian seperti ini. Karena memang kepentingan "orang besar" juga bermain disana karena sudah berkaitan dengan kepemilikan lahan tambang yang ada di daerah ini.
"Sebagai warga Bombana tentu kita berharap dapat menyikapi persoalan ini secara hati-hati namun tujuan dapat tercapai. Banyak faktor yang harus dikaji dari peristiwa ini. Jangan sampai ada unsur perencanaan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang bertujuan memperkeruh suasana,"harapnya.
Pihak berwajib khususnya Polres Bombana, lanjut Anton, juga perlu menyikapi lebih arif persoalan ini. Karena ditengah "menipisnya" kepercayaan masyarakat Bombana terhadap penyelesaian kasus serupa yang sering terjadi dinilai cukup lamban penangannya.
Masyarakat Bombana sudah memiliki daftar masalah yang menumpuk dan penyelesaiannya sangat jauh dari "rasa" keadilan. Jika hal ini dibiarkan akan menyulut konflik horisontal yang berkepanjangan. Karena sekali lagi korbannya kali ini adalah salah satu simbol sosial di Wonua Bombana.
"Namun demikian, kitapun perlu mendalami persoalan ini dengan meneliti lebih jauh motif dari penganiayaan ini. Sehingga akar konfliknya dapat ditemukan. Jangan sampai memang skenario seperti ini telah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya dan hanya menunggu waktu yang dinilai pas untuk melakukannya,"jelasnya.
Baginya, langkah yang diambil pihak pemda Bombana dengan mengosongkan Roko-Roko dan Polodu sebagai salah satu akar masalah sudah tepat. Akan tetapi tidak hanya berhenti sampai disitu. Pemda juga sebaiknya membentuk Tim Pencari Fakta yang benar-benar independen yang dapat memberikan rekomendasi hasil temuan dilapangan. Dari fakta yang ditemukan nanti akan mengungkap tabir misteri dibalik penganiayaan ini, krena terjadinya peristiwa di TKP ada aparat dari Kepolisian Sektor Raru-Rau dan juga Bintara Desa dari TNI. Kita tunggu langkah tegas yang diambil pihak Muspida, Semoga. TIM
Blogger Comment
Facebook Comment