JAKARTA, MK-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengadakan pertemuan dengan
sejumlah pimpinan redaksi media di Istana Kepresidenan hari ini.
SBY
bercerita pertemuan ini digagas oleh pemimpin redaksi sendiri. Saat itu SBY
berkunjung ke Jerman dan Hungaria. Saat kunjungan itu, SBY banyak berdialog
secara formal dan dan non formal kepada pemred-pemred.
"Kita
berbicara, ada kritik dari pers. Oleh karena itu waktu itu ada pemikiran
mengapa tidak bikin secara berkala sehingga ada komunikasi yang lebih baik
antara saya, wapres, dan semua yang sedang jalankan roda pemerintahan dengan
para pemimpin media massa," kata SBY seperti dilansir Jaring News.
Pertemuan
itu berlangsung selama 2,5 jam dan berakhir menjelang Sholat Jumat. Dalam
pertemuan itu antara SBY dan Pemred membicarakan solusi terhadap
masalah-masalah negara.
"Pimpinan
media tentu berkontribusi pada semua ranah kehidupan di negeri ini, termausk
melakukan kontrol sosial, mewadahi aspirasi rakyat, ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa, ikut menghadirkan etika dan nilai-nilai demokrasi yang baik," kata
SBY membuka pertemuan.
Presiden
SBY menginginkan hubungan media dan pemerintah bisa berjalan seiring dalam
membangun bangsa "Bukan jauh di mata dekat di hati, apalagi benci tapi
rindu," katanya seperti dilansir Kantor Berita Antara.
Menurut
Presiden media sebagai pilar demokrasi juga turut berkontribusi bagi pencapaian
tujuan negara seperti yang tertera dalam amanat konstitusi, meski memiliki
fungsi berbeda.
"Tentu
berbeda, kami berada di ranah eksekutif, yang kami dapatkan dari UUD 45
khususnya Presiden sebagai kepala pemerintahaan menjalankan tugas, sedangkan
pemimpin redaksi berkontribusi pada semua ranah kehidupan di negeri ini,
termasuk melakukan kontrol sosial mewadahi aspirasi rakyat dan kemudian
mengkomunikasikannya, ikut mencerdaskan bangsa, ikut menghadirkan etika dan
nilai-nilai demokrasi yang baik dan sebagainya," kata Presiden.
Dalam
pertemuan selama 2,5 jam tersebut, SBY didampingi Wapres Boediono, Menko
Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam.
Sedang
Ketua Forum Pemred Wahyu Muryadi dari Majalah Tempo didampingi antara lain
Akhmad Kusaeni (LKBN Antara), Asro Kamal Rokan (Jurnal Nasional), Don Bosco
Salamun (Berita Satu), Nurjaman Mochtar (SCTV), Heddy Lugito (Gatra), Farhat
Syukri (TVRI), Niken dari RRI, Pemred Metro TV Putra Nababan, dan Pemred TVOne
Totok Suprianto.
Pada
kesempatan tersebut SBY juga mengajak silaturahmi dengan boss-boss media itu
bisa lebih sering dilakukan. SBY mengajak para Pemred untuk berkumpul secara
lebih santai di Istana Bogor atau Cipanas bulan Mei 2013.
"Nanti
saya buatkan nasi goreng spesial dengan resep khusus keluarga Pacitan,"
katanya.
Ketua
Forum Pemred Wahyu Muryadi menambahkan bahwa selain menikmati nasi goreng
masakan presiden, pertemuan di Istana Bogor atau Cipanas itu sekalian
"bakar-bakar jagung, nyanyi-nyanyi" dan besok paginya menanam pohon
penghijauan. "Kami juga mengundang bapak Presiden untuk hadir dan bicara
pada Pertemuan Puncak Pemred se-Indonesia di Nusa Dua Bali bulan Juni
mendatang," kata Wahyu. Presiden SBY menyatakan siap memenuhi undangan
tersebut.
Sebelumnya,
Pemred LKBN Antara Akhmad Kusaeni menyampaikan harapan agar keakraban hubungan
presiden dengan media bisa terus berlangsung sampai 2014 dan seterusnya.
"Hubungan presiden dengan media sepanjang sejarah seperti kisah cintai
yang selalu diwarnai benci dan rindu," katanya.
Menurut
Kusaeni, hubungan presiden dan media yang saling merindukan karena keduanya
memiliki komitmen kepada rakyat dan publik serta kepada nilai-nilai dan
konstitusi. "Presiden mengabdi dan melayani rakyat, sedangkan loyalitas
pertama wartawan adalah kepada publik atau rakyat. Jadi kita memiliki komitmen
yang sama atau satu perahu," kata Kusaeni.
Dengan
komitmen yang sama tersebut, Presiden dan media bisa berjalan bersama dan
seiring. Hubungan berubah menjadi benci ketika komitmen itu diingkari.
Sejarah
membuktikan, lanjut Kusaeni, jika seorang presiden mulai menyimpang dari rakyat
dan menabrak rambu-rambu konstitusi, pers mulai membenci seperti pada masa-masa
akhir pemerintahan Soeharto dan Gus Dur. "Saya yakin bapak presiden akan
mengakhiri tugas dengan khusnul khotimah,"kata Akhmad Kusaeni.
Blogger Comment
Facebook Comment